Ingin Memperoleh Malam Lailatul Qadar, Lakukan Amalan sebagaimana Dicontohkan Rasulullah Berikut ini

INDEPENDENSIA - Bulan Ramadan 1443 Hijiryah tinggal menghitung hari, umat islam diseluruh dunia pun tengah merindukan bulan penuh rahmat dan ampunan tersebut, karena ada satu keistimewaan di dalamnya yakni malam lailatul qadar.

Malam lailatul qadar sendiri berada pada 10 malam terakhir Ramadan. Diamana, seperti dijelaskan dalam hadits, pada 10 malam terkahir Ramadan, Nabi Muhammad SAW selalu melipat gandakan ibadah dan amalannya.

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” dikutip dalam hadist riwayat Bukhari & Muslim.

Baca Juga: Kisah Sunan Kudus yang Terkenal Dengan Toleransi Beragamanya

Hal inilah yang harus kita teladani oleh umat Muslim, sebagai cara mendapatkan malam lailatul qadar.

Jika kamu ingin mendapatkan malam lailatul qadar pada Bulan Ramadan ini, kamu bisa melakukan Amalan yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, seperti di bawah ini;

1. Luruskan niat ibadah kepada Allah

Niat sangatlah penting dalam sebuah amalan, karena pahala amal itu tergantung dari niatnya.

Cobalah untuk menata hati, mengharap ridho Allah semata. Hal ini pun sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Bikhari dan Muslim

”Barang siapa melaksanakan ibadah pada malam lailatul qadar dengan didasari keimanan dan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.”

2. Bermujahadah dalam Ibadah

Baca Juga: Berikut Keutamaan Hari Senin dan Kamis Sebagaimana Termaktub Dalam Beberapa Hadits

Bermujahadah artinya lebih memperbanyak, lebih khusyuk dan memperbaiki ibadah kita.

Ketika malam ganjil di 10 malam terakhir Ramadan, ada baiknya kita mengurangi bicara atau lebih menjaga lisan dan memperbanyak amalan seperti membaca Qur’an, dan menunaikan sholat Tarawih.

Hal itu sesuai hadist riwayat Muslim yang meyebutkan, "Sungguh, Rasul tercinta pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadan, lebih bermujahadah melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya."