Bidadari dasi Halmahera. Pesona Keindahan Burung dari Surga yang Dilindungi

- Minggu, 9 April 2023 | 13:00 WIB
Burung Bidadari
Burung Bidadari

INDEPENDENSIA.com - Burung Bidadari adalah burung yang termasuk dalam keluarga burung dari surga, seperti halnya burung cendrawasih dan burung dari surga lainnya.

Burung ini memiliki bulu indah dan cantik, tentunya hanya pada seekor burung jantan dan bukan burung betina.

Mungkin sudah banyak yang familiar dengan burung dari surga, seperti burung cendrawasih dari Papua. Namun, bagaimana dengan burung Bidadari?

Burung ini juga termasuk dari keluarga burung dari surga, dan memiliki kecantikan yang tak kalah memukau.

Baca Juga: Siapa Bilang Mobil Listrik Mahal? BYD Seagull, Mobil Listrik Entry Segera Hadir dengan Harga Terjangkau!

Burung Bidadari memiliki nama ilmiah Semioptera wallacii yang berbeda dengan burung surga lainnya.

Burung ini hanya ditemukan di hutan Halmahera, Maluku Utara, dan tidak seperti burung dari surga lainnya yang hanya ditemukan di Pulau Papua.

Burung Bidadari hidup dengan bebas di belantara Halmahera, seperti di hutan Tanah Putih, Gunung Gamkonora, Hutan Domato, Hutan Labi-Labi, Hutan di Lobata, Hutan Kobe, dan pulau Bacan.

Namun, karena burung Bidadari termasuk burung yang dilindungi, penduduk setempat dilarang menangkap dan memelihara burung yang cantik ini.

Baca Juga: Daihatsu Sigra: Menangkan Tren Mobil Murah Tahun 2023 dengan Harga Termurah dan Fitur Lengkap!

Burung Bidadari jantan memiliki mahkota berwarna ungu dan bulu dada berwarna hijau. Ketika mencoba menarik perhatian burung Bidadari betina, burung jantan akan membentangkan sayapnya sembari menarik dengan melompat-lompat.

Jika burung betina tertarik, maka akan mendekatinya. Sebaliknya, jika tidak, burung jantan akan ditinggalkan pergi.

Burung Bidadari ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan pada tahun 1858. Untuk menghormati penemunya, maka nama balesi disematkan pada nama burung cantik ini.

Baca Juga: Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Kolam Irigasi: Hemat Biaya, Tingkat Kematian Rendah, dan Hasil Panen Melimpah

Halaman:

Editor: Antho Daeng

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X