Ragam Budaya Memperkokoh Toleransi Masyarakat Bolsel

- Minggu, 2 Januari 2022 | 15:36 WIB
Bupati bersama keluarga menggelar adat Mandi Mutimualo di Sungai Momalia, Bolsel.  (Bolsel @Diskominfo)
Bupati bersama keluarga menggelar adat Mandi Mutimualo di Sungai Momalia, Bolsel. (Bolsel @Diskominfo)

INDEPENDENSIA – Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) unik karena keaneka ragaman budayanya.

Dihuni oleh empat kelompok etnis, yakni Gorontalo, Bolango, Mongondow dan Sangihe, nilai-nilai pertukaran budaya sangat luar biasa dan dampaknya pun cukup positif terhadap toleransi penduduk di sana. 

Berada di pelosok selatan Provinsi Sulawesi Utara, daerah yang kini dinahkodai oleh Haji Iskandar Kamaru dan Deddy Abdul Hamid itu memiliki banyak budaya yang rutin dijalankan oleh masyarakatnya.

Baca Juga: Pakai Trik Psikologi Ini Membuat Seseorang Jatuh Cinta Kepada Anda, Salah Satu Menjadi Sosok Mesterius

Tapi jangan salah, kendati demikian, Bolsel juga memiliki visi religius yang selama ini masih terus menjadi tujuan utama.

Maka jangan heran, tingkat toleransi beragama di Bolsel masih menjadi salah satu barometer di negeri Nyiur Melambai.

Nah kali ini kita akan membahas salah satu budaya yang dilakukan oleh Bupati Iskandar Kamaru bersama keluarga besarnya.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 : Ini 13 Tim yang Lolos Piala Dunia dan Jadwal Play Off Zona Eropa

Minggu, 02 Januari 2022, orang nomor satu di Bolsel ini menggelar ritual adat mandi "Mutimualo" di Sungai Momalia, Kecamatan Posigadan.

Ritual Mutimualo ini merupakan ritual yang dilakukan setelah tujuh hari ibu bupati, Almarhumah Hj Sam’an Podungge meninggal dunia.

Mandi Mutimualo ini dipercaya sebagai penghilang rasa duka dan menciptakan keikhlasan setelah ditinggalkan orang terdekat.

Menurut Bupati, tidak hanya dirinya, masyarakat dari etnis Gorontalo juga melakukan adat tersebut.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 : Tuan Rumah Qatar Sediakan Stok Vaksin untuk Peserta dan Suporter

“Mandi Mutimualo merupakan bagian kearifan lokal yang harus dijaga. Jangan dianggap syirik karena pada dasarnya syirik itu ada di dalam hati kita masing-masing.”

Halaman:

Editor: Suprianto Suwardi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Inilah Sejarah Singkat Kerajaan Banggai

Kamis, 20 Januari 2022 | 06:05 WIB
X